Faktor-Faktor yang mmpengaruhi Keputusan
Pembelian Konsumen
Menurut phillip Kotler (2003:202) perilaku pembelian
konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor budaya
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi
perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling
dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai,
persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting
lainnya. Contonhya pada anak-anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat
terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi,
kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa
muda.
Masing-masing subbudaya terdiri dari sejumlah sub-budaya
yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya
seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis.
Pada dasaranya dalam sebuah tatanan kehidupan dalam
bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan (strata) sosial. Tingkatan sosial
tersebut dapat berbentuk sebuah sistem kasta yang mencerminkan sebuah kelas
sosial yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirarkis dan para
anggotanya menganut nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak
hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan,
pendidikan, perilaku dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan lain-lainya.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga
dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut:
A. Kelompok acuan
Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat
diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung
atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok
ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang
dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota
kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti
keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara
langsung dan terus menerus dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok
primer, kelompok sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan,
profesi dan asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok
keanggotaan.
B. Keluarga
Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga
dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah
keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung
seseorang yang dapat memberikan orientasi agam, politik dan ekonomi serta
ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari
pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa
dikenal dengan keluarga prokreasi.
C. Peran dan status
Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang
dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka
di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi
maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan
secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang
direktur di sebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi
dibandingkan dengan seorang supervisor,begitu
pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur perusahaan akan
melakukan pembelian terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal dibandingkan
dengan merek lainnya.
1 . Faktor Sosial
Pada pembelian
produk handphone misalnya, kalangan atas cenderung memilih handphone dengan
fitur-fitur terbaru dan canggih agar sekaligus dapat menunjang aktivitas harian
mereka yang sarat dengan teknologi dan pastinya melihat latar belakang brand
handphone yang akan mereka beli, sedangkan pada masyarakat bawah, mereka
cenderung memilih handphone dengan kuliatas seadanya dan tentunya dengan harga
yang relatif terjangkau unutk mereka, yang mereka harapkan adalah fitur utama
hanphone yaitu telepon dan SMS.
Kalangan Atas :
Apple, Blackberry
Kalangan Menengah : Nokia, Samsung
Kalangan Bawah : IMO, Mito, Esia
Seorang direktur di sebuah perusahaan tentunya
memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor ataupun seorang manajer,begitu
pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur perusahaan akan
melakukan pembelian terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal dibandingkan
dengan merek lainnya.
3 . Faktor Budaya
Indonesia adalah negara timur yang sangat menghargai dan mengedepankan norma-norma
yang ada. Sebelum masuknya kebudayaan dari barat, Masyarakat timur tak
terkecuali Indonesia memiliki gaya berpakaian yang tertutup guna menutupi aurat
mereka. Namun seiring perkembangan Zaman dan masuknya budaya masyarakat barat,
masyarakat Indonesia mulai beradaptasi dengan perkembangan Zaman dan mulai
mengikuti mode masyarakat barat yang agak terbuka terutama pada mode pakaian
wanita. Dan meilihat peluang bisnis dari sisi inilah, banyak
pengusaha-pengusaha Indonesia dan Pengusaha Asing yang tergiur untuk
memproduksi Pakaian-pakaian yang cenderung terbuka guna di pasarkan di
Indonesia. Selain itu Indonesia merupakan pangsa pasar yang menggiurkan bagi
Pihak asing karena jumlah Penduduk Indonesia yang kini mencapai 250 juta lebih.
4 . Faktor Budaya
Tak bisa disangkal lagi bahwa kini kiblat dari Boyband dan Girlband
adalah merupakan Budaya Korea. Hingga banyak musisi Indonesia yang membentuk
Boyband dan Girlband karena terinspirasi dari Korea. Melihat fenomena Boyband
dan Girlband Korea yang sangat “wah”, membuat banyak anak-anak muda Indonesia
mengikuti tren ala Korea yaitu dengan membuat Boyband dan Girlband. Para
Produsen Musik pun tak mau ketinggalan, banyak diantara mereka yang
memproduseri Boyband dan Girlband ala Indonesia, karena mereka menyadari bahwa
fenomena ini dapat dijual ke masyarakat.
5 . Faktor Budaya, Sub budaya dan
Sosial.
Orang Timur terkenal
kurang menghargai waktu kalau ada janji kadang tidak tepat waktu. Berbeda
dengan orang Barat mereka sangat menghargai waktu, sebab mereka paling tidak
suka telat ketika memiliki janji.
Karna
orang Timur sangat senang bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan orang
lain, itulah sebabnya mengapa situs jaring Facebook ataupun Twitter lebih
banyak diminati oleh Masyarakat Timur, khususnya Indonesia. Berbeda dengan
Masyarakat Barat, mereka lebih individualis/sangat jarang menjalin hubungan
dangan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA